Regenerasi Pemimpin PKS: Dari Kaderisasi ke Kontribusi Nyata untuk Pandeglang dan Banten

 



Oleh: Tb. Asep Rafiudin Arief, S.Pd.I., M.I.Kom 

(Ketua DPD PKS Kab. Pandeglang)


Tantangan Kepemimpinan di Pandeglang dan Banten

    Provinsi Banten saat ini menghadapi tantangan kepemimpinan yang berdampak pada pembangunan daerah. Survei LSI 2023 menunjukkan, 65% warga Banten tidak puas dengan kinerja politisi dalam menangani isu kemiskinan dan pengangguran. Di Pandeglang khususnya, masalah seperti akses kesehatan yang timpang dan pengangguran muda mencapai 8,5% (BPS 2023) membutuhkan solusi nyata. Partai politik sering terjebak dalam retorika tanpa aksi konkret, sementara masyarakat menuntut pemimpin yang bekerja, bukan sekadar bicara. Tanpa regenerasi yang terarah, partai akan kehilangan relevansi di mata publik yang semakin kritis.

    Regenerasi kepemimpinan di partai politik bukan lagi pilihan, melainkan keharusan untuk menjawab tantangan zaman. Data KPU Banten mencatat, hanya 20% calon legislatif 2024 berusia di bawah 40 tahun, menunjukkan minimnya ruang untuk pemimpin muda. Padahal, Banten memiliki bonus demografi dengan 54% penduduk usia produktif (BPS 2023). Di Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sendiri, pergantian pengurus adalah momentum untuk memastikan kader-kader terbaik siap melanjutkan perjuangan. Jika gagal, partai akan tertinggal dalam kompetisi politik yang semakin dinamis.

    Tanpa regenerasi berkualitas, partai politik hanya akan menjadi mesin kekuasaan yang kehilangan ruh perjuangan. Banyak partai lain gagal karena mengandalkan figur lama tanpa membangun kaderisasi sistematis, seperti kasus 3 partai besar yang kehilangan 30% suara di Pemilu 2024 (Poltracking, 2024). Masyarakat kini lebih cerdas—mereka menolak politisi yang hanya datang saat pemilu tanpa kerja nyata. Jika PKS tidak menunjukkan keseriusan dalam estafeta kepemimpinan, kepercayaan konstituen bisa terkikis. Padahal, di tengah carut-marut politik nasional, PKS memiliki peluang menjadi penawar kebosanan publik.

halal bi halal DPD PKS Pandeglang

Kaderisasi PKS: Fondasi Estafeta Kepemimpinan

    PKS memiliki sistem kaderisasi yang matang dan teruji dalam mencetak pemimpin berkualitas. Program pelatihan kader, misalnya, telah melatih ribuan kader se-Banten sejak 2010 (Data DPW PKS Banten, 2023). Kaderisasi ini tidak hanya fokus pada pembinaan ideologis, tetapi juga penguatan kapasitas teknis seperti manajemen organisasi dan public speaking. Di Pandeglang, 70% pengurus baru PKS adalah lulusan program kaderisasi dasar yang dibina selama minimal 2 tahun. Hasilnya, mereka tidak hanya paham nilai perjuangan partai, tetapi juga siap terjun langsung menyelesaikan masalah masyarakat.

baksok banjir di patia pandeglang


    Proses regenerasi di PKS bukan sekadar mengganti nama, tetapi memastikan kader terbaik siap memimpin. Data menunjukkan, 80% pengurus Dewan Pengurus Daerah (DPD) PKS di berbagai kabupaten/kota se-Banten adalah kader yang telah mengikuti pelatihan kepemimpinan lanjutan. Sistem ini memastikan bahwa estafeta kepemimpinan tidak meninggalkan vakum, tetapi justru memperkuat konsistensi perjuangan partai. Dengan fondasi ini, PKS optimis bisa terus melahirkan pemimpin yang unggul dan dekat dengan rakyat.

    Estafeta kepemimpinan PKS di Banten harus diukur dari kontribusi nyata, bukan sekadar wacana. Di Pandeglang, kader PKS berhasil mendorong perda tentang penguatan UMKM yang berdampak pada tumbuhnya 1.200 usaha mikro baru (Dinas Koperasi Pandeglang, 2023). Sementara di tingkat provinsi, fraksi PKS di DPRD Banten aktif mengawal program beasiswa untuk pelajar kurang mampu. Di tingkat basis, kader PKS secara konsisten menggelar program pelatihan keterampilan untuk pemuda dengan rata-rata 500 peserta per tahun di tiap kabupaten. Inilah bukti bahwa regenerasi kepemimpinan PKS bukan tentang pergantian kursi, melainkan melanjutkan kerja-kerja nyata untuk rakyat.

konsolidasi pemenangan pasangan calon bupati dan calon wakil bupati pandeglang


Tantangan dan Peluang Kepemimpinan Baru

    Kepemimpinan baru PKS di Banten menghadapi tantangan kompleks di tengah polarisasi politik dan tingginya ekspektasi masyarakat. Survei Litbang Kompas (2024) mencatat, 55% pemilih muda Banten menginginkan politisi yang aktif di media sosial namun tetap bekerja di lapangan. Di sisi lain, peluang besar terbuka dengan semakin banyaknya pemuda Banten yang melek teknologi dan isu global seperti SDGs. Kepemimpinan baru PKS harus mampu menjawab ini dengan inovasi, seperti memanfaatkan platform digital untuk mendengar aspirasi atau mengusung program berbasis lingkungan. Jika dijalankan dengan baik, estafeta kepemimpinan ini bisa menjadi momentum PKS untuk semakin relevan di hati generasi baru.

santika pks pandeglang


    Estafeta kepemimpinan PKS di Banten adalah ujian nyata dalam menjaga amanah perjuangan. Data menunjukkan partai dengan regenerasi terencana memiliki ketahanan 2x lebih kuat dalam menghadapi dinamika politik (CSIS, 2023). Masyarakat Banten sudah lelah dengan politisi yang hanya muncul saat pemilu, tetapi absen ketika rakyat butuh solusi. Sebagaimana firman Allah dalam QS. An-Nisa: 58, "Sesungguhnya Allah menyuruhmu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya." Momen pergantian pengurus ini harus menjadi titik tolak untuk membuktikan bahwa PKS berbeda—siap memimpin dengan integritas dan kerja nyata.

kajian di kegitan pandu keadilan oleh ketua kaderisasi Drs. KH. Zaenal Sholihin


    Sejarah membuktikan bahwa daerah maju dibangun oleh pemimpin yang takut hanya kepada Allah, bukan kepada kekuasaan. Rasulullah SAW bersabda, "Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban." (HR. Bukhari). Dengan kaderisasi selama ini, PKS Banten telah menyiapkan pengurus baru yang siap membawa terobosan. Tantangan ke depan memang berat, tetapi peluang untuk menulis sejarah baru sebagai partai pelayan umat tetap terbuka lebar. Semoga Allah memberkahi setiap langkah kepemimpinan ini untuk kemaslahatan Banten dan Pandeglang yang lebih sejahtera. (Tb. Asep Rafiudin Arief)


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama