Oleh : Asep Rafiudin Arief, S.Pd.I
Ketua DPD PKS Pandeglang
Ketika Rasulullah SAW menyebarkan ajaran Islam, ada dua orang kafir bernama Umar bin Khaththab dan Amru bin Hisyam. Umar bin Khaththab adalah orang yang sangat tegas dan berani, sehingga Ia begitu disegani di kalangan kaum kafir Quraish. Amru bin Hisyam adalah orang yang sangat bijaksana, setiap orang Quraish yang mempunyai masalah selalu meminta petunjuk dan solusi kepada Amru bin Hisyam sehingga Ia diberi gelar “Abu Hakam”. Kita sudah sering mendengar kisahnya bahwa saat itu kedua orang ini begitu membenci ajaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW, sampai pada akhirnya ada Doa Rasulullah disana, “Yaa Allah, muliakanlah Islam dengan salah seorang dari dua orang yang lebih Engkau cintai; Umar bin Khaththab atau Amr bin Hisyam”.
Namun, kenapa Umar bin Khaththab yang masuk Islam? Jika di
pelajari, ternyata ada perbedaan yang kontras diantara keduanya. Umar bin
Khaththab membenci Islam karena cahaya Islam itu ditutup-tutupi oleh para tokoh
kafir Quraish karena takut Umar bin Khaththab masuk Islam, sedangkan Amru bin
Hisyam karena mempunyai sifat-sifat tercela diantaranya tidak mau tahu, merasa
paling tahu, dan ingkar kepada orang yang tahu. Wallaahu A’lam Bishawab.... Semoga
Allah senantiasa memberikan hidayah kepada kita sehingga senantiasa dapat
meningkatkan keimanan dan mempelajari ilmu pengetahuan yang barokah. Aamiin
Mengapa kita harus membaca dan mengikuti majelis-manjelis ilmu? Karena
tujuannya adalah PERUBAHAN. Dimana kita berusaha untuk menambah pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skill), dan sikap (attitude) yang pada akhirnya
akan membentuk kita kepada tingkah laku yang lebih baik lagi dalam proses
memperbaiki diri sehingga dapat lebih mencintai Allah dan bermanfaat untuk
sesama. Maka dari itu kita harus mempunyai tujuan hidup, karena kehidupan dunia
hanyalah sementara dan suatu saat kita akan kembali kepada-Nya.
Hidup itu bertumbuh, dunia sekitar kita begitu cepat berubah.
Ketika zaman purbakala orang yang paling kuat dan berkuasa itu adalah orang
yang banyak buruannya, kemudian beralih menjadi orang kuat dan berkuasa itu
manakalah ia menjadi penguasa tanah (bertani), pemilik-pemilik industri
(pabrik) yang merajai manusia, dan sampai saat ini para penguasa informasi
(teknologi) mulai menguasai dunia. Ya.... Begitu cepat!
Ketika saat ini kita masih saja berpikir sedang berada di zaman
purbakala yang mana orang yang paling kuat itu adalah orang yang banyak
buruannya, maka sesungguhnya kita telah mati terlindas oleh zaman. Oleh
karenanya “berubah” merupakan sebuah keniscayaan bagi kita selaku manusia yang
produktif.
Tahun 2016 sudah didepan mata, pilihan kita hanyalah dua; apakah
mau berubah (change) atau mati terlindas zaman (die).
Dan mari kita siapkan diri kita untuk perubahan yang lebih baik
Ayo .....lebih baik..